This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

WWW.LEGENDAQQ.COM

LegendaQQ Pilihan Terbaik Untuk Permainan Kartu Anda :)

Minggu, 31 Juli 2016

TANTE GISEL



Karena perusahaan om Tanto baru merintis dan baru juga berkembang maka om Tantosangat sibuk. Maka om tanto
memintaku untuk mengantarkan tante Gisel kemana saja. saat berangkat kerja pun aku juga
satu mobil dengan tante Gisel. Aku dibuat tak berdaya dengan tubuh seksi tante Gisel saat
ke kantor. Tante Gisel selalu menggunakan rok pendek dan kemeja super ketat, jadi aku
dapat melirik paha putih, mulus, seksi dan tonojlan buah dadab tante Gisel yag besar
setiap hari.
Karena hobiku yang suka nonton film porno disela-sela pekerjaanku, aku sering berimajinasi
dengan membayangkan tubuh tante Gisel. Karena dikantor tidak ada lagi wanita cantik dan
seksi selain tante Gisel. Umur tante Gisel juga belum tua baru 31 tahun. Saat libur kerja
aku juga sering mengantarkan tante Gisel kesalon, ke spa dan kemana saja yang tante Gisel
inginkan. Seiring waktu aku yang selalu bersama tante Gisel, aku menyimpan hasrat
tersendiri dengan tante Gisel, aku sering mengocok penisku sndiri sambil menonton film
porno dengan membayangkan aku dan tante Gisel yang ada di adegan film porno tersebut.
Namun aku menahan hasratku untuk memiliki tubuh tante Gisel karena gak mungkin terjadi.
Dan dengan mengocoklah saja aku melampiaskan hasrat terpendamku bersama tante Gisel.
Sampailah pada suatu hari, saat aku lagi asik sambil mengocok penisku sendiri dan
membayangkan tante Gisel, dengan tiba-tiba tante Gisel masuk didalam kamarku. Aku pun
spontan terkaget dengan kedatangan tante Gisel. Dan “Nanti berangkat agak siangan ya Ded”
kata tante Gisel. “Iyha tante” jawabku singkat sambil tanganku masih didalam celana
memegang penisku. “Kamu ngapain Ded, kamu pasti bayangin tante sambil nonton film porno
itu kan??” tanya tante Gisel. Aku pun terdiam tak berkata-kata mendengar pertanyaan dari
tante. Sambil menunduk tiba-tiba tante Gisel.
“Ded keluarin aja Penisnya biar tante yang kocokin” pintanya manja. Spontan aku tersentak
kaget.
“udah kamu gak perlu malu sama tante, tante juga lagi horny karena udara pagi ini dingin
banget.” tante Gisel mendekatiku dan duduk dikasurku sambil tangannya menarik celana dalam
ku dan Penisku mencuat keluar karena udah tegang sedari tadi.
“jangan tante nanti ketauan om…!!”, ujarku..

“gpp Ded, om tidak ada dirumah, dia tadi jam 5 berangkat ke papua untuk urusan kantornya”
Tanpa banyak bicara lagi tante Gisel langsung mengulum Penis aku..disedot-sedot kepala
Penis aku…dijilati dari testis, batang dan kepala Penisnya…uggghhhh bigini yakk rasanya
dioral…nikmat banget. Melihatku merem melek keenakan permainan lidah tante Gisel makin
belingsatan..dia sangat nafsu banget kulumin Penisku..dihisapnya dalam-dalam Penisku…
aaakkkkhhhh…gila nikmat banget banget tante…ujarku.. tak mau kalah dengan permainan tante
Gisel.
Tanganku mulai berani memegang payudara tante Gisel yang berukuran 34b, tidak terlalu
besar tp masih padat berisi dan kenyal.. kuselipkan tanganku masuk dalam piyama yang tante
Gisel kenakan..rupanya dia tidur tidak mengenakan bra. Kuusap-usap puting
kanannya..tanganku yang 1 lagi membelai rambutnya yang halus dan lembut sebahu panjangnya.
kupilin-pilin putingnya yang mulai mengeras dan kuremas dengan lembut… aku semakin
bergairah dibuatnya dan kuangkat tubuhnya agar aku bisa mencium bibirnya yang tipis.
Cerita uSex Terbar

Kukulum bibirnya, kuhisap-hisap lidahnya.. eehhmmmm…hmmm..gumam tanteku.. tanganku terus
bergerilya kali ini kedua payudaranya bisa kuremas-remas..kujepit kedua putingnya dan
kugesek-gesek dengan ujung jariku.. aaahhhh…desahnya menggoda…terus Dednn…enak banget,
katanya…kuciumi lehernya telinganya terus turun ke payudaranya… aku hisap kuat putingnya.
Sssssllllluuuurrrrppppp….ssssshhhhh….begitu terdengar suara hisapanku..
aaaaakkkkhhhhhhh….nikmat banget vaaannnn….kamu hebat banget!! lengkuhnya..sambil matanya
terpejam menikmati jilatanku…tangan kiriku kuselipkan masuk celana dalam tante
Gisel,kucari itilnya, rupanya tante Gisel udah sangat terangsang.

Memeknya basah banget.. foreplay kamu hebat…terusin Ded, puasin tante hari ini..ujarnya
manja.. tanpa ragu kupijit-pijit lembut itilnya yang mungil..kutekan kebawah keatas..tante
Gisel jd belingsatan.. tubuhnya mengeliat. Jariku kumainkan disekeliling itilnya..sesekali
kumasukan jari tengahku keliang memeknya yang udah basah banget…kulepasin semua piyama
tante Gisel dan celana dalam nya hingga telanjang bulat, kubuka kakinya lebar-lebar lalu
kujilatin memeknya.
Itilnya kutekan dengan lidahku..kulumat tanganku membelai jembutnya yang tipis dan lurus…
vvvaaaannnnnn…jangan siksa tante lagi cepet masukin Penis kamu, tante gak tahan..!!
pintanya dengan mata terpejam dan kedua tangannya menekan kepalaku kememeknya. Tanpa
bicara lagi kujulurkan lidahku masuk lubang memeknya..kutekan dalam-dalam sampe hidungku
mentok di itilnya..kuputar-putar lidahku didalem memek tante Gisel yang sangat basah.
Aaahhh…aaaaahhhhh…tubuh tante Gisel mengelinjang gak karuan…Dednn tante mau keluar…
aaaaaaaaaahhhhhhh…….tante Gisel melengkuh hebat. Tbuhnya menegang dan ssseeerrrr.. cairan
hangat memeknya tumpah dalam mulutku..tante orgasme…. kujilat habis cairan memeknya dan
kuminum… kupeluk tubuh tante Gisel sambil kubelai-belai rambutnya, kutunggu sampai
nafasnya teratur kembali. Ded gila yah kamu bisa bikin tante orgasme cuma dengan
foreplay?!! ucapnya..dan aku hanya tesenyum. kukecup keningnya..tanganku membelai
pantatnya yang kenyal..sekarang telinganya aku kulum..hhmmm.. kubisikan. “sekarang akan
kumasukan Penisku..” dia membalas ciumanku dengan ciuman penuh nasfu dileherku.
Kujilat dan kuciumi lehernya..sambil kugesek-gesekan bulu dadaku dikedua payudaranya..
aaaahhhh desahnya. Kuselipkan jari tengahku dalam memeknya, kukocok-kocok, sesekali
kumentokin dan kugesek-gesek bagian atas memeknya..kukenyot putingnya. Tangan tante ga mau
kalah dia memegang Penisku yang tegang banget..sambil dikocok-kocok Penisku… aaaahhh…
aaaakkkhhhh…ku jadi makin horny….jariku mulai basah lagi oleh cairan memek tante Gisel.
Kumasukan jari manisku, kubuat gesekan memutar dlm memeknya..
hhhhhhhhhhmmmmm….aaahhhhh…tante Gisel mengerang trs menggigit pundakku,,,,Dednn ayooo
cepet masukin Penis kamu…tante gak tahan banget memeknya pengen digenjot Penis kamu…
pintanya.. kuangkat tubuh tante Gisel yang mungil.

Karena aku lumayan gede badannya jadi enteng angkat tubuh tante Gisel,,,kugendong tante
Gisel dan kupinta ML nya pake “monkey style” kusuruh dia melingkarkan tanganya dileherku
dan kakinya menjepit pinggangku. Aku tekan Penisku masuk pelan-pelan dalam memek tante
Gisel…oooohhhhh dengan mudah Penisku masuk lubang memek tante Gisel karena memeknya udah
basah lagi…perjakaku ilang….
Kutekan makin dalam sampe mentok… lalu pantatku mulai kugoyang maju mundur…sambil kupegang
pantatnya untuk mengimbangi kocokan Penis aku.. mulutku gak bisa biarkan puting tante
Gisel menganggur,sambil goyang aku sedotin puting tante Gisel bergantian. Kadang aku gigit
pelan putingnya. vaannn yang kenceng lagi goyangnya, lengkuh tante Gisel….aaaaahhhh…
ooohhhh enak banget Ded posisi kaya gini Penis kamu mentok sekaligus neken-neken itil
tante…enaknya double, rancu mulut tante Gisel.. kugoncang tubuh tante Gisel lebih keras
dan lebih cepat lagi kocokan Penisku… dannn…..kurasakan kenikmatan yang tiada taranya.
Cerita Sex Terbaru

Tubuhku mulai mengejang….rasanya sebentar lagi mau keluar spermaku…mulut tante Gisel
meracu gak karuan…melengkuh… mendesah, Dan sesaat kemudian kurasakan jepitan memek tante
Gisel makin kuat..membuatku makin gak tahan. Sumpah nikmat
banget,,,,,,hhhhhhhhhhhhaaaaaa,,,,,aaaaaahhhhhhhhhh aku gak tahan banget tante…. mau
muncrat nih,,,

Cabut aja tante…..ucapku…tapi tante Gisel tak menhiraukan ucapanku…dia terus menggenjot
Penis aku….dan oooooooooooohhhhhhhhhhhh… Spermaku keluar…sesaat kemudian tante pun
mengejang dan kakinya makin erat menjepit pinggangku dia mendesah dengan keras…
Aaaaaaaaaahhhhh….aaaaakkkkkhhhhhh….aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh… Cairan memeknya mengalir
membasahi pahaku… kita berdua rebah dikasur dengan posisi Penisku masih menancap di
memeknya..kubiarkan tante Gisel tiduran diatas tubuhku..matanya masih terpejam menikmati
orgasmenya.

Baca JUga Cerita hot Tante Muontok

raMemeknya pun masih berdenyut-denyut…..kupeluk erat tubuhnya… Ded makasih banget udahpuasin tante…capek banget Ded, kita tidun dulu sejam dua jam,kata tante Gisel.. balasku.Tapi tante kita udah terlambat masuk kerja?!! gpp Ded tenang aja kmu ga usah takut nanti aku yang bilang sama HRDnya kalo kamu aku kasih tugas jadi kamu ga akan kena SP.. pagi itusangat tak terlupakan…dan menjadi awal mula kisah seks ku.. kalau suami tante Gisel sedangtidak ada, aku sering diminta untuk memuaskan hasrat menggebu tante Gisel.- Cerita HOT, Cerita Hot, Cerita Hot Terbaru, Cerita Kedewasaan, Cerita hot Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Kedewasaan, Kisah Hot.

CLEAM BONUS...!!!

Sabtu, 30 Juli 2016

Portal Berita Teraktual new - MURID NAKAL 1



Tubuhku yang mungil dengan tinggi 152 cm, memberi kesan imut yang sering menjadi daya tarik tersendiri


bagi teman-temanku. Aku merupakan seorang mahasiswi keturunan Chinese dari Medan yang bisa tergolong
sebagai pendatang baru di Jakarta. POKER
Aku merantau ke Jakarta sendirian untuk melanjutkan pendidikanku di sebuah universitas swasta diJakarta Barat.

Sehari-harinya aku bekerja sebagai guru les privat yang mengajar anak-anak sekolah yang pada umumnya
adalah anak-anak SMP atau SD.

Aku melakukan ini untuk membiayai uang kuliah dan segala keperluanku. Maklumlah, sebagai pendatang
baru di kota besar seperti Jakarta, aku harus bisa membiayai segala keperluanku sendiri.

Apalagi keluargaku yang berasal dari daerah juga bukan tergolong keluarga yang cukup mampu untuk
membiayaiku, maka aku memutuskan untuk mandiri sendiri di perantauanku.
Suatu hari, aku mendapat panggilan dari sebuah keluarga yang ingin agar aku mengajar les anak tunggal
mereka. Mereka menawarkan gaji yang bagiku amat tinggi dan kurasa cukup untuk membiayai kehidupanku di
Jakarta.

Tanpa pikir panjang lagi, segera kuterima tawaran keluarga itu, dan kami setuju bahwa aku akan mulai
mengajar anak mereka besok sore harinya sepulang kuliah.

Esok harinya, aku pun datang untuk mulai mengajar murid baruku itu. Sesampainya di rumah itu, aku
tertegun melihat arsitektur rumah itu yang seperti sebuah istana yang dilengkapi taman hijau dan
dikelilingi pagar terali yang tinggi.

Dibandingkan dengan rumahku di daerah yang hanya ¼ luas rumah itu, apalagi tempat kosku yang kecil dan
sumpek, tentu saja memiliki rumah seperti ini sudah menjadi impianku sejak kecil. DING-DONG!! Kutekan
bel pintu di sebelah pagar rumah itu.

“Siapa?” terdengar suara wanita di Interkom yang terletak di samping bel pintu itu.

“Saya Linda, guru les privat anak anda yang baru!” jawabku

“Oh, Linda! Ayo, silakan masuk!” DOMINO 99

Tiba-tiba, gerbang terali rumah itu terbuka. Aku pun segera masuk kedalam. Pintu garasi itu terbuka
dan keluarlah seorang wanita paruh baya, usianya sekitar 40-an tahun. Dari penampilannya yang necis
seperti seorang business-woman, sudah jelas bahwa ia adalah pemilik rumah ini. Wanita itu segera
menyambut kedatanganku.

“Halo, Linda! Bagaimana kabarnya?”

“Baik-baik saja bu. Anda Bu Diana? Ibu Reza?” tanyaku dengan sopan.

“Ya, betul! Ayo masuk, kita bicara didalam!” ujarnya mempersilahkanku masuk.Cerita Sex Terbaru

Sambil menuju ke ruang tamu, kami berbincang-bincang sejenak. Dari situ aku tahu bahwa bu Diana adalah
pemilik Bridal Studio ternama di Jakarta sekaligus seorang desainer gaun pengantin yang sering pergi
ke luar negeri untuk melihat pameran-pameran di luar negeri.

Bahkan, di rumahnya banyak terpajang piala penghargaan bagi desainer di pameran luar negeri. Sementara
suaminya adalah kepala cabang sebuah bank multinasional yang saat ini tinggal di Jerman. Maka ia hanya
tinggal berdua saja dengan anaknya di rumah itu. Seringkali anaknya dititipkan ke kerabatnya apabila
bu Diana hendak pergi ke luar negeri. CAPSA SUSUN

Aku pun dipersilahkan untuk menunggu di ruang tamu sementara bu Diana mengambilkan minuman untukku.
Aku hanya terpaku melihat hiasan-hiasan indah di rumah itu. Rasa-rasanya, harga salah satu hiasan
patung ataupun lukisan itu cukup untuk membiayai uang kuliahku untuk satu semester.

“Hayo, kok malah melamun?” aku dikagetkan oleh suara bu Diana yang segera menyajikan segelas es sirop
untukku.

“Eh… tidak… maaf, Bu!” aku tergagap salah tingkah, namun bu Diana hanya tersenyum melihatku.
Bu Diana segera duduk di sofa ruang tamu didepanku. 

“Nah, Linda. Kamu akan mengajar Reza mulai hari ini. Ibu harap kamu bisa memperbaiki nilai-nilainya di
sekolah.”

“Baik bu. Saya akan berusaha sebaik mungkin.”

“Saya senang melihat semangatmu. Tapi apa kamu tahan menghadapi anak-anak nakal?”

“Memangnya ada apa, bu?” tanyaku penasaran  ADUQ

“Reza sekarang duduk di kelas 2 SMP, usianya tahun ini 14 tahun. Kamu tahu, itu masa yang rawan bagi
anak remaja. Nilai Reza terus menurun, ia lebih sering menghabiskan waktunya buat bermain atau
menonton di kamarnya.” Bu Diana tampak menghela napas.

“Tenang saja, bu. Saya akan berusaha untuk membuatnya belajar. Saya yakin, nilai Reza pasti akan
segera membaik.”

“Bagus. Kinerjamu akan dinilai lewat nilai-nilai ujian semester mereka Juni ini.” “Berarti, 5 bulan
dari sekarang?”

“Benar. Tunggu sebentar ya, Linda? Ibu akan memanggil Reza dulu.”

Aku mengangguk menyetujui. Bu Diana lalu beranjak pergi ke lantai atas. Tak lama kemudian, Bu Diana
turun beserta seorang anak laki-laki.

Wajah anak itu cukup tampan, menurutku. Tubuhnya juga tampak besar untuk anak seusianya, bahkan lebih
tinggi dariku. Tapi mukanya tampak masam saat melihatku yang duduk dihadapannya.

“Ayo, beri salam ke Kak Linda! Mulai hari ini dia yang akan menjadi guru privatmu!”

“Reza.” Anak itu tampak acuh dan menyodorkan tangannya untuk bersalaman denganku.

“Linda, salam kenal!” Aku berusaha tersenyum sambil membalas uluran tangannya.

“Baiklah, ayo antar kak Linda ke kamarmu dan mulai belajar!” perintah bu Diana, yang hanya dijawab
oleh gerutuan dari Reza. Aku tersenyum dan mengikuti Reza ke kamarnya.

Sejak hari itu, aku mulai mengajari Reza sebagai guru privatnya. Hari demi hari berlalu. Tidak terasa,
sudah 3 bulan berlalu sejak hari itu. Tiap hari Senin hingga Jumat sore, aku terus mengajari Reza
sebagai guru privatnya secara rutin. BANDAR Q

Lama-lama aku pun semakin mengenal Reza. Reza sering bergaul dengan teman-temannya, namun sayangnya
Reza salah memilih pergaulan. Ia bergaul dengan anak-anak nakal di sekolahnya.

Aku pernah melihat teman-temannya yang nakal itu, mereka selalu saja mengajak Reza untuk membolos saat
aku mengajar, yang seringkali dituruti olehnya, belum lagi sikap mereka yang menurutku tidak sopan
maupun cara mereka bergaul yang lebih condong ke arah pergaulan bebas.

Aku selalu bersabar mengajari Reza, tapi anak itu benar-benar bandel. Setiap kali aku mengajarinya, ia
hanya mengacuhkanku ataupun bengong melamun. Semua tugas yang kuminta untuk dikerjakan tidak pernah
disentuhnya sama sekali.

Parahnya lagi, tidak jarang kulihat kepingan DVD porno yang disembunyikannya di bawah kasurnya. Aku
tidak pernah menghiraukan hal itu, karena tugasku di sini adalah untuk mengajarinya bahan pelajaran,
bukan untuk menceramahinya.

Mungkin karena pengaruh DVD itu dan pergaulannya, dia juga sering menggodaku untuk menjadi pacarnya.
Aku memang masih single, tapi pacaran dengan anak dibawah umur? Tak pernah sama sekali terlintas di
benakku untuk melakukan hal itu, apalagi Reza adalah muridku.

Sering aku nyaris kehilangan kesabaran karena ulah Reza, namun aku selalu teringat akan janjiku pada
bu Diana untuk memperbaiki nilai Reza dan mengingat biaya yang dikeluarkan bu Diana untuk membayarku,
sudah cukup untuk membuatku selalu tegar menghadapi kebandelan Reza.

Namun seberapapun aku berusaha menahan kesabaranku, rupanya kesabaran bu Diana mulai habis. Suatu
hari, ia memanggilku saat aku mengajar Reza.

“Linda, saya pikir kamu sudah tahu kalau nilai Reza selama ini sama sekali tidak membaik.” Ujarnya
agak keras

“Maaf, bu. Saya sudah berusaha, tapi Reza…”

“Saya tidak mau mendengar alasan, Linda. Kamu tahu berapa gajimu setiap bulan bukan? Saya berharap
pengeluaran itu setimpal dengan hasil yang kamu berikan. Tapi kalau begini hasilnya, saya benar-benar
kecewa…” ujarnya dengan nada agak ketus

“Tapi…”

“Begini saja. Saya akan tetap berpegang pada janji saya untuk menilaimu lewat hasil Reza pada semester
ini. Kalau nilainya masih juga belum membaik, saya terpaksa mencari pembimbing yang lebih mampu.”

“Tapi bu…” aku berusaha memberi argumen dengan Bu Diana.

“Sudahlah Linda, saya harus pergi ke studio sekarang! Saya harap, kamu bisa memperbaiki nilai Reza
secepat mungkin!” tegas bu Diana sambil berlalu pergi keluar dari rumahnya.

Kata-kata bu Diana benar-benar membuatku mulai patah arang. Bagaimana cara menggerakkan anak sebandel
itu untuk belajar? Yang kutahu ia hanya tertarik dengan game PlayStation dan koleksi film miliknya,
baginya memegang buku pelajaran pasti lebih susah daripada berenang melintasi samudra!

Rasa putus asa menyelimutiku saat aku membayangkan bagaimana membiayai kuliahku apabila bu Diana
meberhentikanku. Dengan lesu, aku kembali ke kamar Reza untuk mengajar. Namun, sesampainya di kamar,
aku melihatnya tertawa terbahak-bahak saat aku memasuki kamarnya.

“Apa yang lucu?!” ketusku dengan muka masam.

“Mau dipecat ya, Kak? Kasihaan deeeh!” ejeknya sambil tertawa.

Mendengar ejekan Reza sudah lebih dari cukup untuk membuat amarahku yang sudah lama terpendam, meledak
seketika.Cerita Sex Terbaru

“Kamu maunya apa sih?! Kakak sudah memberimu penjelasan dan latihan-latihan, tapi sama sekali tak
digubris!! Bagaimana nilaimu bisa bagus kalau kamu tidak pernah belajar!! Setiap hari yang kamu tahu
cuma main game atau bengong saja!!” bentakku pada Reza.

Aku benar-benar merasa marah dan dipermainkan oleh anak itu. Tapi Reza hanya tersenyum mendengar
bentakanku itu. BANDAR POKER

“Oke deh, kalau Kakak maunya begitu. Reza akan minta Mami untuk mencari guru baru. Kakak cari saja
murid yang mau menurut!!” Ujarnya dengan sombong.

Seketika itu juga aku ambruk ke lantai, air mataku menetes karena putus asa. Aku sudah harus membayar
biaya kuliahku bulan depan yang rencananya akan kubayar dengan gajiku bulan ini.

Apabila aku diberhentikan sekarang, bagaimana caraku untuk membayar uang itu? Tidak mungkin meminta
kiriman uang dari keluargaku, aku tidak memiliki kerabat di Jakarta dan lagipula mana mungkin teman-
temanku mau meminjamkan uang untuk mahasiswi miskin sepertiku ini?

Sebenarnya banyak mahasiswa yang tertarik padaku dan mau menjadi pacarku. Bisa saja aku meminjam uang
dari mereka, namun aku tak mau kalau harus berhutang budi pada mereka, bisa saja itu menjadi alasan
mereka untuk memaksaku menjadi pacar mereka.

Pikiran bahwa aku harus berhenti kuliah membuatku galau dan putus asa. Aku pun menangis terisak di
hadapan Reza.

“Waah, malah nangis… Dasar cengeng!” ejek Reza saat melihatku menangis, namun itu tidak menghentikan
isak tangisku.

“Oke, oke. Aku mau belajar, tapi kakak harus menuruti permintaanku, Oke?!” Reza mulai membujukku.

“A…apa yang kamu mau?!” jawabku sambil terisak.

“Pertama, kakak berdiri dulu ya?” Reza memegang tanganku dan membantuku berdiri.
Aku pun segera beranjak bangun. Kulihat mata Reza tampak menggerayangi lekuk tubuhku. Ia lalu berjalan
berputar-putar mengelilingiku. Aku pun mulai risau melihat gelagat anak itu.

“Sudah! Jangan putar-putar melulu! Kepala kakak pusing tahu!! Kamu maunya apa sih?!” bentakku tidak
sabaran.

“Kak, Reza penasaran deh…” ungkap Reza.

“Apanya?!”

“Kakak itu cewek kan?”

“Lalu kenapa? Bukannya sudah jelas kan?!” jawabku kesal.

“Kalau begitu, kakak punya memek juga doong…” balas Reza dengan nada mengejek.

“Reza penasaran nih… Memek kakak mirip nggak ya, dengan memek cewek-cewek yang sering kulihat di
film-film porno?” sambungnya dengan santai.

Oh, astaga! Bagai tersambar petir, aku benar-benar marah mendengar ucapan Reza itu. Moral anak ini
benar-benar sudah hancur sama sekali!! Bagaimana bisa dia menanyakan hal seperti itu didepan seorang
gadis dengan santainya? Anak ini benar-benar sudah kelewat batas!

PLAAK… Tanpa sadar kutampar pipi kiri Reza hingga anak itu terjatuh ke lantai. Reza pun merintih
kesakitan.

“Aduh, sakiit…” rintihnya pelan.

Ya ampun! Apa yang telah kulakukan? Sesaat aku sontak tersadar, namun sudah terlambat. Tamparanku
sudah keburu mendarat di pipi Reza. Melihat Reza yang terjatuh, aku pun merasa semakin panik. Segera
kuhampiri Reza yang masih merintih di lantai.

“Reza, Reza! Kamu nggak apa-apa kan?! Maaf ya, kakak tak sengaja. Maaf…” tanyaku cemas.
Aku berusaha menggenggam tangan Reza, namun ia segera menepis tanganku.

“Pergi sana! Reza akan laporkan kakak ke Mami!! Biar nanti kakak dituntut ke polisi!!” teriaknya.
“Reza… Kakak minta maaf ya? Kakak benar-benar tak sengaja…” aku benar-benar panik mendengar ancaman
Reza, yang sangat mungkin menjadi kenyataan mengingat keluarganya yang cukup terpandang.

“Nggak mau! Pergi sana!! Tunggu saja sampai Mami pulang, Kakak pasti kulaporkan!” ancam Reza sekali
lagi.

Reza segera beranjak, hendak keluar dari kamarnya. Aku benar-benar putus asa dan kebingungan. Masalah
yang datang menghampiriku silih berganti.

Bagaimana ini? Sebelumnya, ancaman pemecatanku sudah diambang mata dan sekarang malah aku terancam
dituntut oleh keluarga kaya ini. Pikiranku pun mulai buntu dan tanpa pikir panjang lagi, kutarik
tangan Reza untuk mencegahnya keluar kamar.

“Tunggu Reza!! Kakak akan menuruti permintaan Reza! Apapun! Tapi tolong jangan laporkan kakak ke bu
Diana!” bujukku pada Reza.

Langkah kaki Reza terhenti sebentar. Reza lalu melirik melihatku.

“Benar nih? Kakak nggak bohong kan?” tanyanya tidak percaya.

“Iya, iya! Kakak janji! Tapi cuma sekali ini saja ya!” jawabku putus asa.

“Oke deh kalau begitu. Reza mau lihat memek kakak sekarang.” Perintahnya padaku.

“Tapi cuma lihat saja ya! Jangan macam-macam!”

“Iya, deeh…” jawab Reza puas.

Aku lalu berdiri didepan Reza, perlahan-lahan kunaikkan rok putihku yang selutut dihadapan anak itu.
hingga akhirnya rokku mencapai pinggul, menampakkan pahaku dan celana dalam pink berendaku dengan
jelas. Reza tampak takjub saat melihat celana dalamku yang masih menutupi selangkanganku.

“Tunggu Kak! Jangan bergerak dulu!” perintah Reza mendadak.

Aku pun tak punya pilihan lain selain memamerkan celana dalamku dihadapan Reza.

Perasaanku campur aduk saat melihat mata Reza yang tampak berbinar-binar takjub melihat celana
dalamku. Aku pun bisa mendengarnya menelan ludah.

Pasti ini pengalaman pertamanya melihat celana dalam seorang gadis yang asli. Kurasa selama ini dia
hanya melihat celana dalam wanita lewat film pornonya saja.

Ia tampak gugup sekaligus senang melihat celana dalamku. Sementara jantungku berdegup kencang sekali
saat mengingat seorang anak kecil sedang mengamati celana dalamku dengan seksama. Wajahku sekarang
pasti sudah lebih merah dari buah tomat yang matang karena malu.

Reza menoleh sejenak ke belakang sambil menghela nafas. Kurasa ia juga amat gugup karena dari tadi
mengamati celana dalamku tepat didepan wajahnya.

Tapi, ia segera kembali menoleh melihat celana dalamku dan kali ini kulihat sorot matanya yang secara
khusus mengamati bayangan vaginaku dibalik celana dalamku. Sorot matanya yang mengamati dengan seksama
memberiku sensasi yang aneh. Belum pernah kulihat sorot matanya seserius itu.

Semakin lama, kepalanya semakin maju hingga memasuki rokku dan tampaknya ia benar-benar menikmati saat
mengamati celana dalamku.Cerita Sex Terbaru

Aku dapat merasakan dengan sangat jelas detak jantungku yang berdegup semakin kencang. Aku merasa
bingung mengapa jantungku bisa berdetak sekencang itu hanya karena Reza sedang mengamati celana
dalamku? Aduuh… andai saja aku tidak menamparnya tadi, sesalku dalam hati.

“Reza, sudah ya… Kakak sudah capek nih…” bujukku pada Reza.

“Belum kak. Kakak masih belum menepati janji kakak!” protesnya padaku.

“Apa lagi, sih, Reza?!”

“Aku mau melihat memek kakak! Bukannya tadi kakak berjanji untuk menuruti keinginanku? Ayo, buka
celana dalamnya dong kak!” pintanya padaku.

“Tapi… tapi…” aku berusaha mencari alasan untuk menolak permintaan Reza, namun pikiranku buntu sama
sekali.

Memang benar tadi Reza sempat berkata bahwa ia ingin melihat kewanitaanku. Tapi bagaimanapun, aku
merasa amat keberatan kalau seorang anak kecil melihat vaginaku yang selalu kujaga baik-baik untuk
suamiku di masa depan.

“Ayo, kak! Kalau tidak aku akan melaporkan kakak ke Mami lho!!” ancamnya sekali lagi.

Aku sadar, aku tidak mungkin meloloskan diri dari permintaan Reza.

“Iya deh! Tapi cuma sebentar saja ya!” gerutuku.

Saat mendengar kata ‘melapor ke Mami’, aku sudah kalah telak tanpa bisa membantah atau menolak
permintaan anak ini.

“Oke deh!!” serunya dengan riang setelah mendapat izin dariku.

Tanpa menunggu lama, ia segera melorotkan kedua sisi celana dalamku dan menurunkan celana dalamku
hingga celana dalamku tergulung di pahaku. Sekarang, tanpa pelindung apapun, kewanitaanku terpampang
jelas dihadapan Reza yang kini mengalihkan perhatiannya ke vaginaku.

Pikiran dalam hatiku berkecamuk. Apa yang sebenarnya kulakukan? Bukankah bu Diana membayarku untuk
mengajar les privat anaknya? Namun kenyataannya sekarang, celana dalamku sudah ditarik turun oleh
muridku sendiri yang kini sedang sibuk mengamati kewanitaanku.

Kalau bu Diana mengetahui hal ini, aku tidak tahu apa yang akan dilakukannya padaku. Paling tidak aku
agak beruntung karena bu Diana tidak berada di rumah saat ini, jadi aku tidak perlu khawatir akan
kepergok olehnya.

“Waah, beda sekali dengan memek cewek-cewek di film porno. Memek kakak bersih ya! Nggak ada rambut-
rambutnya!” puji Reza padaku.

Tentu saja! Aku paling menjaga dan merawat daerah kewanitaanku sebaik mungkin. Aku selalu teratur
membersihkan vaginaku dan mencukur rambut kemaluanku. Mana mungkin vaginaku disamakan dengan vagina
para perempuan di video porno yang pasti tidak dirawat dengan teratur! Pikirku kesal.

“Hei, Reza. Sudah cukup ya?” pintaku pada Reza.

“Sebentar lagi, ya. Kak!”

Ampuun! Aku benar-benar terjebak! Memamerkan kewanitaanku didepan anak SMP sudah lebih dari cukup
untuk membuatku malu seumur hidup! Aku tak berani membayangkan kalau ada orang yang melihat hal ini.

Badanku terasa panas dan keringatku mulai mengucur deras hanya karena kewanitaanku diamati oleh Reza.
Apalagi mengingat kalau aku seharusnya mengajarinya dalam pelajaran, bukan malah memberinya tontonan
yang tidak pantas seperti ini.

“Waah… kok memek kakak makin lama makin basah sih?!” tanya Reza tiba-tiba.

“Ah… Eh?!” mendadak aku tersadar dari lamunanku, saat itulah aku baru menyadari kalau jari telunjuk
Reza sudah menyentuh bibir vaginaku.

Ujung jari Reza sudah mulai masuk sedikit kedalam liang vaginaku dan mulai menggosok-gosok bibir
vaginaku yang sudah basah karena luapan cairan cintaku tanpa sadar.

“AAH!!! Hei!! Hentikan, Reza!!!” aku benar-benar panik melihat jari Reza di vaginaku itu.

Aku takut kalau keperawananku malah terenggut oleh jari-jari Reza. Namun Reza tidak berhenti.

“Reza! Sudah cukup, hei!! Bukannya kamu berjanji hanya melihat saja?!” protesku pada Reza.

“Aargh! Berisik! Diam saja! Kalau tidak, kutusukkan jariku kedalam memek kakak dalam-dalam,
mengerti?!” bentak Reza padaku.

Aku benar-benar takut. Reza memang memegang kendali saat ini, apalagi dengan jarinya yang masih sibuk
memainkan bibir vaginaku, mudah saja baginya untuk memperawaniku dengan jarinya. Aku berpikir daripada
aku diperawani jari-jari Reza, mungkin lebih baik kalau aku menuruti kemauannya.

Aku kembali menangis terisak, namun Reza tidak menghiraukan tangisanku, ia malah menggosok-gosokkan
jarinya di sela vaginaku dengan pelan. Saat itulah aku tersentak sesaat merasakan kenikmatan gosokan
jari Reza di vaginaku.

Jujur saja, ini merupakan pengalaman pertama bagiku merasakan kenikmatan seperti itu karena aku tidak
pernah beronani sebelumnya. Aku pun merasa tenagaku untuk berontak lenyap seketika.
“Ah… ohh… aakh…” tanpa sadar, aku mendesah nikmat karena gosokan jari Reza.

“Ada apa, Kak?!” tanya Reza padaku.

“Aahh… hentikan… Reza… jangan… auuch…” Suaraku sudah mulai bercampur dengan lenguhanku.

“Lho, kok kakak mau berhenti? Bukannya rasanya enak Kak?” balasnya setengah mengejek.

“Eegh… itu… itu…” tanpa sadar, aku pun melepaskan rokku yang dari tadi kupegang, tapi Reza segera
menyibakkan rokku kembali.

Reza terus mengamati wajahku untuk melihat reaksiku, aku berusaha tidak menatap wajahnya, walaupun
sesekali dapat kulihat ia tersenyum dengan reaksiku. Badanku terasa limbung ke belakang, tempat meja
belajar Reza berada.

Aku pun menyandarkan diri di meja belajar itu dan kedua tanganku memegang bibir meja itu agar aku
tidak jatuh. Reza sekarang memegangi rokku dan menekannya di perutku, sehingga rokku tersibak dan
vaginaku terpampang semakin jelas.

“Nah, kita mulai sekarang ya, Kak?” ujarnya padaku dan ia mulai mempercepat gosokannya di bibir dan
celah-celah vaginaku.

Aku pun tidak lagi menolak. Lagipula, aku tidak ingin Reza menghentikan aktivitasnya saat ini, aku
sudah terlanjur dikuasai kenikmatan yang melanda tubuhku

“Ouchhh… aahh… aahhh…” desahku menahan kenikmatan di vaginaku, akal sehatku sudah lenyap dan aku
sepenuhnya dikuasai oleh kenikmatan di kewanitaanku.

Entah mengapa, fakta bahwa yang mengocok vaginaku adalah muridku sendiri yang masih SMP malah
membuatku semakin bernafsu.

“Aduuh… aw… aw… aww…” rintihan-rintihan kenikmatan keluar dari mulutku setelah 3 menit berlalu sejak
bibir kewanitaanku dilayani oleh jari-jari Reza.

Baca Juga Cerita Seks Cewek Hot

Aku pun sudah tidak tahan lagi, aku merasa akan segera mencapai orgasmeku untuk pertama kalinya.

Namun, tiba-tiba terdengar suara decitan mobil di halaman rumah. Bu Diana telah pulang! Aku dan Reza
segera menghentikan aktifitas kami, dan aku segera merapikan celana dalam dan rokku kembali. Kami lalu
bergegas kembali ke meja belajar untuk melanjutkan les.

Walaupun aku merasa agak kecewa karena nyaris saja mencapai orgasme, namun aku tetap melanjutkan
mengajari Reza walaupun suasana hatiku amat galau saat itu. Akhirnya aku pun selesai mengajar Reza
hari itu. tapi harus kuakui,

Reza tampak lebih bersemangat menyimak penjelasanku sehabis kejadian itu. Hanya saja aku tampak kacau
karena banyak hal yang terjadi hari itu. Tapi bagaimanapun aku juga masih bersyukur karena selaput
daraku tidak sampai robek akibat ulah Reza tadi.

Sebelum pulang, Reza sempat meminjam Handphoneku. Alasannya, ia mau mengirimkan lagu-lagu baru
untukku, aku pun hanya mengiyakan saja permintaan Reza itu. Setelah Reza mengembalikan Handphoneku,
aku pun segera pamit kepada bu Diana dan kemudian pulang ke tempat kosku. Aku berharap semua kejadian
hari ini hanyalah mimpi buruk semata.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Bersambung….

Portal Berita Teraktual new - CARROLIN

Berawal ketika aku sedang nongkrong disebuah mall besar yang berada di kota Surabaya.
Sebelumnya aku merasa sangat suntuk sekali hingga aku putuskan untuk jalan-jalan ke mall
untuk menghilangkan suntukku. Namun tak sesuai perkiraanku, siang itu mall terlihat sangat
sepi sekali hingga aku duduk disebuah outlet minuman sambil bengong melihat segelincir
orang riwa-riwi. Namun tak lama aku bengong, aku melihat dari kejauhan seorang wanita
setengah baya sedang jalan menuju ketempatku.
Terlihat tubuhnya sangat ramping, dengan pakaian yang terlihat sangat mahal nmaun juga
sangat seksi sekali, karena perempuan setengah baya itu mengunakan rok diatas lutut tinggi
banget. Semakin mendekat tubuh perempuan itu semakin terlihat aduhai sekali, sampai-sampai
aku menelan ludah melihatnya. Namun dengan sekejap pandanganku aku alihkan karena
perempuan itu benar-benar datang menghampiriku, dan.
“Maaf mas, kalau ‘pasar ikan’ adanya dimana ya..?”
Aku berusaha menutupi kekagetanku dan berusaha menjawab sesantai mungkin,”Ahh.., Mbak ini
becanda ya.. disini mana ada yang jual ikan mbak. Adanya ya di pasar besar..”
“Oh, gicu ya Mas ya..” katanya sambil mikir.
Itulah awal pembicaraan kami rupanya dia tadi hanya memancingku aja, sampai akhirnya
kenalan dan ngobrol North-South. Namanya Carrolin, umur 31 tahun, rumah di Jl. Taman Wilis
1C Malang, mantan gadis sampul yang bersuami seorang pengusaha. Kebetulan suaminya lagi
tugas 1 bulan ke Liverpool Inggris, jadi dia jalan-jalan sendirian. Belum punya anak,
karena suaminya menderita impoten.
Setelah ngobrol selama 1 jam sambil makan di cafe. Lalu, aku diajaknya ke rumahnya. Dia
mengendarai mobil mewahnya BMW Sport 1 pintu. Setelah sampai di rumahnya yang sangat
besar. Padahal aku baru melihatnya dari depan saja. Setelah di-klakPras sama dia, seorang
satpam membuka pintu pagar. Sebelumnya, Mbak Carrolin sudah bilang.
“Kalau ada pembantu saya, kamu bilang aja saudara dari suamiku, ya..?”

Sambil berakting layaknya bintang sinetron, Mbak Carrolin memperkenalkan aku sebagai
saudara suaminya pada pembantunya. Dan lalu menyuruhnya untuk masak-masak buat makan
malam.
DOMINO 99“Ayo masuk Pras..? Duduk-duduk saja dulu sebentar di dalem.. ya.. Aku mau ganti baju
dulu..” katanya setelah pembantunya pergi ke dapur.
“Eee.. mbak.. kamar kecilnya dimana ya..?”tanyaku.
“Ayo deh, Mbak tunjukin..”katanya sambil menggandeng tanganku.Cerita Sex Terbaru

Sampai akhirnya tiba di kamar mandi.

“Tuh kamar mandinya di sana..” katanya sambil menunjuk ke pintu di ujung kamar.

Aku langsung ke sana, dan ketika mau menutup pintu, Mbak Carrolin tiba-tiba menahan pintu
dari luar kamar mandi sambil berkata dengan genit.

“Jangan lama-lama ya Pras..!” Terus ditutup deh pintunya sama dia.

Pas lagi pipis, mataku tiba-tiba tertuju pada sebuah benda panjang yang berada di balik
botol-botol sabun. Ketika kuambil.., ternyata penis plastik yang berwarna hitam..! Lalu..
Karena pintunya tidak kukunci, secara diam-diam Mbak Carrolin masuk ke kamar mandi. Karena
saat itu aku sedang kaget, tiba-tiba aku dipeluk dari belakang secara lembut. Tangan kiri
Mbak Carrolin meraih tanganku yang lagi memegang penis tiruan itu, sedangkan tangan
kanannya meremas Penisku.
“Ini mainan aku Pras, kalau lagi kesepian..” bisiknya tepat di telingaku.

Aku terdiam seperti patung, keringat mengucur dengan deras sekali..

“Tapi jauh lebih enak kalau pake yang asli Pras..” desahnya.

CAPSA SUSUNAku benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa ketika dia mulai menjilat leher sekitar
telinga. Rasanya geli-geli enak dan aku benar-benar tersihir. Sambil terus menjilat dia
berusaha membuka celanaku dari belakang.

“Hhh.., jangan Mbak..!” aku berusaha mengingatinya.

Tapi.. kenapa Pras..? Hhhmm slurp.. slurp.., nggak suka ya..?” desisnya sambil tetap
mencium dan menjilat leherku.

“Hhh.., Prasy masih perjaka mbak..!” kataku.
“Ahh.. masak sih.. ayo dong.. ntar Mbak ajarin deh.. nikmat kok Pras.. mau ya
Pras..?”katanya
“Tapi mmbakk.. hh..”teriakku.
“Ayo ikut ke kamar Mbak aja ya.. biar lebih enak..” katanya sambil menarik lenganku.

Dia menuntunku keluar kamar mandi sampai di pinggir ranjang, langsung memagut mulutku
dengan ganas. Lidahnya meliuk-liuk mencari-cari lidahku, sementara tangannya kembali
berusaha membuka celanaku. Aku yang sudah pasrah dan bengong, mendekap tubuhnya yang sexy
dan montok. Setelah celanaku melorot, ciumannya beralih ke leher, ke dada, perut, dan
akhirnya ke penisku. Dia mengurut penisku pelan-pelan, “Woowww.. enak banget rasanya..
ohh..?” desahku.
“Kamu tetap berdiri, ya Pras.. jangan rebah..!” pintanya sambil tersenyum manis.

“Aku mengangguk saja.”

“Penis kamu.. Prasn.. enak banget.. hhmm..!” ADUQ

Tiba-tiba dia langsung menghisap penisku, bahkan mengocok-ngocok di mulutnya.

“Ohh..?” desahku keenakan.
“Hhmm.. slurp.. slurp..! Aahh.. slurp.. slurp..!”

Kadang-kadang dia sengaja mengguncang-guncang penisku ke kiri ke kanan dengan mulutnya,
sementara kedua tangannya mengelus-elus pantat dan bijiku.

“Aahh.. jangan kenceng-kenceng dong, Mbak..!” kataku saat dia menghisap dengan bernafsu.

Dia hanya tersenyum, lalu meneruskan kegiatannya. Hisap.. lepas.. hisap.. lepas.., terus
sampai akhirnya dia seperti kelelahan.

“Hmm.., Penis kamu enak banget Pras..” katanya sambil menjilat bibirnya yang penuh lendir.

Kelihatan sekali dari sorot matanya yang liar kalau dia sudah sangat horny.

“Udah lama saya nggak ngisap Penis seenak ini, Pras..”
“Mbak..”panggilku.
“Jangan panggil aku Mbak dong..” desisnya sambil mencium kepala kemaluanku,”Panggil
Carroll.. aahh.. aja ya.. sstt..” desahnya.

Kembali dia menjilat kemaluanku dengan lidah meliuk-liuk seperti lidah ular. Kali ini
jilatannya naik ke atas, sambil tangannya membuka T-shirt-ku. Aku juga tidak mau kalah,
ikutan membuka baju-nya. Dan ohh.. terlihatlah susunya yang besar itu.. kayaknya 36C.
Ternyata dia tidak memakai BH. Jadi sekarang hanya sisa celana dalamnya aja.
“Ayo, hisap dong tetekku Pras..” desahnya.

Aku tidak menunggu lama-lama lagi, langsung kulumat payudara yang bulat itu. Awalnya yang
kiri, dan yang kanan kuremas-remas. Carrolin mengerang dan menjatuhkan diri ke ranjang.

“Aahh.. sstt, ayyoohh.. sedot yang kuat.. Pras.. hh.., hiissaapp.. putingnya oohh..
oohh..!” desahnya.Cerita Sex Terbaru

Aku dengan semangat menghisap sesuai perintahnya. Sesaat kugigit lembut putingnya.

“Aaahh.. ennakk..! Hhh.. sedot terus.. sstt.. yang.. kuathh.. aahh..!” jeritnya sambil
menggelinjang. BANDAR Q

Rupanya arus kenikmatan mulai menerpa Carrolin. Tangan kananku mulai menjelajah memeknya
yang masih tertutup celana dalam. Wah, sudah basah rupanya..! Apalagi saat jari tengahku
menyelinap di antara Labia majora, kerasa sekali beceknya. Pinggulnya mulai naik turun,
rupanya Carrolin sadar ada benda asing yang menggesek kemaluannya. Apalagi saat jariku
menyentuh klitorisnya, makin kencang goyangannya. Seakan berusaha agar jariku tetap di
klitorisnya, tidak pindah kemana-mana. Terbukti saat tangannya memegang tanganku yang ada
di kemaluannya,”Ya.. Say.. teruss.. oohh.. sstt.. gesek itilku.. oohh..!” erangnya.
Sekarang ciumanku sudah pindah ke lehernya yang jenjang dan harum mulus. Memeknya tetap
dihibur dengan jariku, sementara tanganku yang lain membelai rambut indahnya.

“Udahh.. Pras.. aku nggak tahan say.. sst..!” kata Carrolin.

Lalu dia menelentangkan aku dan dia ada di atasku. Dia langsung menempatkan lubang
kemaluannya tepat di depan wajahku dan secara perlahan dia buka celana dalamnya dengan
membuka ikatan tali di sampingnya. Tercium semerbak wangi memeknya yang benar-benar
membuatku terangsang. Tampak tetesan lendir di lubang memeknya.
“Hm.., wangi sekali Carrol. Prasy suka baunya..” kataku.
“Kamu suka bau memekku, Pras..?” katanya manja.
“Ya Carrol, dua-duanya say..”
“Kalo gitu, jilatin dong say memekku..!” katanya sambil menurunkan memeknya ke wajahku.
“Ayo jilat, Say..!” desahnya.

Kuhisap-hisap klitorisnya yang menyembul, kujilat memek dan anusnya. Dan semua yang ada di
sekitar kemaluannya kujilat dan kuhisap.

“Jilaatt.. ohh.. terruusshh.. Pras.. jillaatt.. itilnyaa.. itilnyaahh.. teerruusshh..
ohh..” desahnya.

Wajahku benar-benar dijadikan gosokan sama dia. Digosoknya terus memeknya di wajahku,
kadang berputar-putar. Lalu, Carrolin mengubah posisinya jadi di bawah, tapi tetap sambil
kujilat memeknya. Dia menggeliat-geliat, kadang menyentak ke belakang saat klit-nya
kuhisap atau kujilat. Kadang mengerang, menjerit, melolong, bahkan kadang kepalaku dijepit
dengan kedua pahanya yang putih mulus itu.
“Ahh.. ohh.. oohh.. Carrol mau keluaarr.. Sayyhh.. ohh.. ohh..”desahnya.

Saat dia menjerit-jerit cepat-cepat kuhentikan jilatanku dan cepat-cepat berdiri di
samping ranjang.

“Carrol.. kamu nggak pa-pa kan..”kataku bingung.

Tidak lama kemudian Carrolin tersadar.

“Ahh..? Lho..? Koq.. Kenapa berhenti sih Pras..?” setengah menjerit, lalu celingukan
mencariku.

Setelah melihatku ada di sampingnya sambil bengong, Carrolin benar-benar geram.

“Kamu.. bener-bener jahat Pras..!”

Carrolin memasukkan 2 jari kirinya ke memeknya.

“Prasy.., kamu bener-bener jahat..!” jeritnya.
“Tapi, Carrol kan tadi menjerit.. Prasy jadi ketakutan..” kataku.
“Aduh.. kamu kok culun amat sih Pras.. dasar perjaka.. tapi nggak pa-pa deh..”katanya.

Untung diluar masih hujan besar. Jadi jeritannya tertutup dengan suara hujan.

“Sini dong Pras..!” pintanya manja. BANDAR POKER

Karena aku bengong terus lalu dia dengan meraung seperti macan dia melompat dari ranjang,
berusaha menerkamku. Tapi gagal, karena aku berkelit karena ketakutan. Aku berusaha
menghindar dari sergapannya yang dipenuhi hawa nafsu.

“Jahat..! Jahat..! Jahat..!” jeritnya sambil berusaha mengejarku.

Kami berdua seperti penjahat dengan korbannya yang lagi main kejar-kejaran.
Karena kelelahan aku berhasil ditangkapnya. Aku langsung duduk di kursi sofanya. Lalu,
tanpa basa-basi lagi, Carrolin langsung duduk berhadapan di pahaku. Bulu kemaluannya
terasa lembut menyentuh pahaku, sedangkan batang kemaluanku merapat di perutnya.

“Mau lari kemana, Pras..? Jahat..!” katanya sambil menggesek-gesekkan puting susunya ke
putingku, rasanya nikmat sekali.
“Orang Carrol lagi mau ‘keluar’ koq dikerjain.. hh..? Itu nggak boleh, Say..!” omelnya
sambil menatap tajam.
“Ya Carrol.. Prasy salah..” kataku.

Lalu kupagut bibirnya yang basah itu. Langsung dibalas dengan ganas. Carrolin memelukku
dengan erat sambil menggesek naik turun kemaluannya ke Penisku. Kemudian dia menghentikan
pagutannya, lalu tersenyum mengejekku. Cerita Sex Terbaru

“Kamu udah bikin Carrol pusing, kamu harus Carrol hukum..” katanya.
“Dihukum apa Carrol..?” kataku penasaran.
“Hukumannya ini Pras..” lalu Carrol meraih Penisku dan langsung dimasukkan ke memeknya,
“Ngentotin sampai aku puaass.. oohh..!”

Lalu, Carrolin langsung menggenjot Penisku UP-DOWN.

Aduh, benar-benar nikmat nggak tahunya. Begitu ketat mencengkeram Penisku. Sementara itu,
di depan wajahku terpampang payudara besar yang terguncang-guncang.

“Ahh.. oohh.., Penis kamu.. enak Pras.. sstt.. ahh.. sst.. ahh..” desahnya sambil naik
turun.

Aku tidak dapat menjawab, soalnya lagi asyik melumat teteknya. Tanganku mengelus-elus
sekitar pantat semoknya sampai belakang memeknya, biar dia benar-benar puas.

“Ah.. ah.. terus Pras..! Jangan berhenti Say..! Carrol, suka ngentot sama kamu.. hh enak..
ohh.. ahh..!” jeritnya.

Kadang kusentak juga dari bawah, dan Carrolin senang sekali kalau sudah begitu.

“Sentak lagi.. oohh.. Aaa..! Iya.. iya.. gitu.. lagi.. lagii.. oohh..!”

Lagi asyik-asyiknya dia menggenjot Penisku, tiba-tiba kuberdiri sambil membopongnya. Lalu
aku jalan-jalan keliling kamar sambil tetap dia mengocok Penisku dengan memeknya yang luar
biasa. Sebagai ganti sentakan yang dia suka, aku jalannya kadang seperti orang melompat.
Kan jadi sama nyentaknya. Tapi itu tidak dapat lama-lama, karena badannya lumayan berat.
Jadi aku balik ke ranjang.

“Kamu di bawah ya, Say..! Carrol suka di atas.. ss..” desisnya manja.
“Ya.., buat Carrol.. apa aja deh..!” kataku.

Tanpa banyak buang waktu, Carrolin kembali melanjutkan goyangannya. Kadang goyangnya
benar-benar maut, sampai menyentak kepalanya ke belakang. Atau kadang sambil meremas
payudaranya, seperti di film-film Vivid. Atau dengan merebahkan kepalanya di dadaku.
Sambil mengocok, seperti biasa dia suka sekali berkata kotor.

“Hhmm.., ohh.. yess.. ***** me.. ahh.. hhmm.. enak kan, Say..?”
“Enakk.. banget, Carrol..” lenguhku.
“Seneng khaann.. Pras..!”
“Ya, .. sseneng.. ohh..”
“Carrol.. sukka.. Penis kamu.. Pras.. oohh..” desahnya manja.
“Prasy juga suka memek Carrol.. ohh..” desahku.

10 menit kemudian, aku merasa seperti akan pipis, karena Penisku sudah berdenyut. Rupanya
Carrolin juga begitu. Dinding memeknya mulai bergetar dan sudah basah sekali. Genjotannya
pun sudah mulai mengganas, seperti saat dia menjerit tadi.

“Oohh.. Pras.. Prasy mau.. pipis..”
“Carrol.. juga Pras.. mau keluar.. tahan yah.. Pras, kita barengan ya.. Pras..!” desahnya.

Lalu, Carrolin sudah semakin tegang, makin erat memelukku.

“Auh.. I’m comin’ Say.. ohh.. ahh.. ahh..!” jeritnya, makin lama makin keras.

“Teruss.., Pras.. teruss.. aku.. ohh.. ahh.. Carrol keluarr..”

Dia menjerit dan menghentak-hentak dengan ganasnya. Saat itu, otot memeknya betul-betul
tegang dan memerah batang Penisku. Dia menyemprotkan banyak sekali cairan, Lalu.

“Carrol.. Pras mau pipis juga.. ohh..!”
“Pipiskan aja di dalam Pras.. jangan dilepass.. Say.. aa..!”
“Croooot.. croooot.. crooooot..!” cairankuku muncrat di dalam memeknya.

Aku tidak dapat berkata apa-apa lagi, hanya bisa menerawang ke langit-langit. Menikmati
orgasme. Masih ada beberapa hentakan lagi, sebelum akhirnya Carrolin terkulai lemas di
dadaku. Rambutnya yang indah itu menghampar bebas, langsung kubelai.

“Pras.., makasih ya.., kamu telah memberi saluran yang selama ini belum pernah Carrol
rasakan” katanya sambil mencium bibirku dengan lembut.
“Terus gimana Carrol.. tentang rencana selanjutnya..?”tanyaku.
“Entar aja deh, biar Carrol pikir-pikir dulu, Pras”katanya.
“Bila Carrol benar-benar mau cerai ama Fadli. Prasy mau jadi gantinya..”kataku.
“Ahh.. yang bener Pras.. emang kamu masih mau ama aku.. cewek yang udah tua
ini..?”katanya.
“Prasy cinta ama Carrol sejak pertama kita ketemu. Prasy nggak memperdulikan usia Carrol
berapa yang penting Prasy cinta ama Carrol..”kataku sambil mengecup bibirnya.

Baca JUga Cerita Seks Rayuan Mami

“Ohh.. Pras kau sungguh lelaki jantan dan bertanggung-jawab. Sebetulnya Carrol juga suka
ama kamu tapi khan aku sadar kalau usiaku udah diatas kamu. Tapi, kenyataannya kamu suka
ama Carrol. Jadi, Carrol setuju aja.. tapi Prasy sabar dulu ya.. Biar Carrol selesaikan
urusan dengan suami Carrol.. ya manis..”katanya sambil mengecup bibirku lagi.
“Ya Carrol, Prasy akan tunggu..?”tanyaku.
“Nah gitu dong.. oh ya say.. Prasy harus datang kesini dan harus memuaskan Carrol setiap
waktu.. ya sayang..”katanya.
“Ya say..”jawabku. Lalu, kita berciuman dan akhirnya tertidur pulas.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.



Portal Berita Teraktual new - VAGINA HARUM




POKER
Melika selain cantik dia juga memiliki tubuh yang sangat ideal untuk seorang cewek. Tingginya 168cm dengan berat badan
57kg sehingga badannya terlihat langsing. Tubuh Melika juga dihiasi dengan dua buah
payudaranya yang gak begitu besar namun padat serta kebulatan pantat Melika membuat para
lelaki selalu melongok ketika melihatnya.
Semakin lama aku semakin dekat dengan Melika, namun sayangnya Melika adalah kekasih
temanku yang namanya Hadi dan sebentar lagi mau bertunangan. Namun meskipun Melika sudah
mau tunangan, Melika tetap akrab dengan teman-teman cowoknya termasuk aku. Dan rasa sukaku
kepada Melika tak pernah hilang. Ku selalu berharap agar hubungan Melika segera kandas dan
tidak jadi menikah. Harapanku suka kepada Melika sHadikit menemui jalan, karena sekarang
aku semakin dekat dengan Melika akibat JOB yang kita kerjakan bersama.
JOB yang kita kerjakan bersama membuat aku selalu bersama Melika dan mendapatkan momen
berdua dengan Melika. Dan aku pun sHadikit demi sHadikit menunjukan rasa sukaku kepada
Melika, dan ternyta Melika pun juga menanggapi rasaku dengan sua juga. Sampailah suatu
hari aku melihat Melika sedang duduk dan aku lihat Melika sedang memandangi HP nya secara
serius. Itu membuatku penasaran dan aku langsung menuju ketempat Melika duduk dengan
mengendap-endap karena aku ingin tau apa yang dilihat oleh Melika. Dan ternyata Melika
sedang membaca cerita Sex dislah satu blog. Dan aku pun langsung mengagetkan Melika
“Oooowhh…kamu suka baca begituan ya??” tanyaku mengagetkan Melika. Dengan sekejap Melika
langsung menutup HP nya dan “Kamu kok tiba-tiba disini, emang kamu dar mana, kok aku gak
tau kedatanganmu Fand??” tanya Melika dengan terkejut.
“Udah deeeh gak usah malu-malu, lanjutin aja bacanya” ujarku. “Enggak aahh ada kamu” balas
Melika. “Gak papa kok, kadang aku juga suka baca yang begituan kok” ucapku. “Aaahhh kamu
ternyata sama aja Fand..Fande…” kata Melika. Emang kalau baca aja, nanti kalau sudah sange
kamu ngapain Mel??” tanyaku. “Ya gak ngapa-ngapain to Fand, ya mau ngapain lagi” jawab
Melika. “Aaaahhh yang bener, cewek kalau sange kan biasanya minta diEntot Mel??” cetusku
sambil mendekatkan tubuhku kepada Melika. “Iyhaa bener juga siiih kata kamu Fand” jawab
Melika sambil tertawa. Dan kemudian Melika mengatakan sesuatu yang sangat mengagetkan
hatiku. DOMINO 99
“Kamu udah punya pacar Fand..?” tanya Melika.
“Eh, belom.. nggak laku Mel.. mana ada yang mau sama Aku..?” jawabku sHadikit berbohong.
“Ah bohong Kamu Fand..!” ucap Melika sambil mencubit lenganku. Seerr..! Tiba- tiba aliran
darahku seperti melaju dengan cepat, otomatis adikku berdiri perlahan- lahan, aku jadi
salah tingkah. Sepertinya si Melika melihat perubahan yang terjadi pada diriku, aku
langsung pura-pura mau mengambil minum lagi, karena memang minumanku sudah habis, tetapi
dia langsung menarik tanganku.
“Ada apa Mel..? Minumannya sudah habis juga..?” katak u pura-pura bodoh.
“Fand, Kamu mau nolongin Aku..?” ucap Melika seperti memelas.
“Iyaa.., ada apa Mel..?” jawabku.
“Aku.., Aku.. pengen bercinta Fand..?” pinta Melika. “Hah..!” kaget juga aku mendengarnya,
bagai petir di siang hari, bayangkan saja, baru juga satu jam yang lalu kami berkenalan,
tetapi dia sudah mengucapkan hal seperti itu kepadaku.
“Ka.., Kamu..?” ujarku terbata-bata. Belum juga kusempat meneruskan kata- kataku,
telunjuknya langsung ditempelkan ke bibirku, kemudian dia membelai pipiku, kemudian dengan
lembut dia juga mencium bibirku.

Aku hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti itu. Walaupun ini mungkin bukan yang
pertama kalinya bagiku, namun kalau yang seperti ini aku baru yang pertama kalinya
merasakan dengan orang yang baru kukenal. Begitu lembut dia mencium bibirku, kemudian dia
berbisik kepadaku.

“Aku pengen bercinta sama Kamu, Fand..! Puasin Aku Fand..!” Lalu dia mulai mencium
telinganku, kemudian leherku, “Aahh..!” aku mendesah.

Mendapat perlakuan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit juga. Begitu lembut sekali dia
mencium sekitar leherku, kemudian dia kembali mencium bibirku, dijulurkan lidahnya
menjalari rongga mulutku. Akhirnya ciumannya kubalas juga, gelombang nafasnya mulai tidak
beraturan. Cukup lama juga kami berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian kujilat
telinganya, dan menelusuri lehernya yang putih bak pualam. Ia mendesah kenikmatan.
“Aahh Fand..!” Mendengar desahannya, aku semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke
belakang, ke dalam t- shirt-nya. Kemudian kuarahkan menuju ke pengait BH-nya, dengan
sekali sentakan, pengait itu terlepas.


Kemudian aku mencium bibirnya lagi, kali ini ciumannya sudah mulai agak beringas, mungkin
karena nafsu yang sudah mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit,
tetapi sakitnya sakit nikmat.

“Fand.., buka dong bajunya..!” katanya manja.
“Bukain dong Mel.., ” kataku. Sambil menciumiku,Cerita Sex Terbaru
Melika membuka satu persatu kancing kemeja, kemudian kaos dalamku, kemudian dia lemparkan
ke samping tempat tidur. Dia langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. Aku
hanya bisa mendesah karena nikmatnya,

“Akhh.., Mel.” Kemudian Melika mulai membuka sabukku dan celanaku dibukanya juga. Akhirnya
tinggal celana dalam saja. Dia tersenyum ketika melihat kepala kemaluanku off set alias
menyembul ke atas.
CAPSA SUSUN

Melika melihat wajahku sebentar, kemudian dia cium kepala kemaluanku yang menyembul keluar
itu. Dengan perlahan dia turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan seenaknya. Dengan
penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang keluar dari kemaluanku, rasanya nikmat
sekali. Setelah puas menjilati, kemudian dia mulai memasukkan kemaluanku ke dalam
mulutnya. “Okhh.. nikmat sekali, ” kataku dalam hati, sepertinya kemaluanku terasa
disedot-sedot.

Melika sangat menikmatinya, sekali- sekali dia gigit kemaluanku. “Auwww.., sakit dong
Mel..!” kataku sambil agak meringis. Melika seperti tidak mendengar ucapanku, dia masih
tetap saja memaju- mundurkan kepalanya. Mendapat perlakuannya, akhirnya aku tidak kuat
juga, aku sudah tidak kuat lagi menahannya, “Mel, Aku mau keluar.. akhh..!” Melika cuek
saja, dia malah menyedot batang kemaluanku lebih keras lagi, hingga akhirnya,

“Croott.. croott..!” Aku menyemburkan lahar panasku ke dalam mulut Melika. Dia menelan
semua cairan spermaku, terasa agak ngilu juga tetapi nikmat. Setelah cairannya benar-benar
bersih, Melika kemudian berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya, sampai akhirnya
dia telanjang bulat.
ADUQ
Kemudian dia menghampiriku, menciumi bibirku. “Puasin Aku Fand..!” katanya sambil memeluk
tubuhku, kemudian dia menuju tempat tidur. Sampai disana dia tidur telentang. Aku lalu
mendekatinya, tubuhnya yang elok, kuciumi bibirnya, kemudian kujilati belakang telinga
kirinya. Dia mendesah keenakan, “Aahh..!” Mendengar desahannya, aku tambah bernafsu,
kemudian lidahku mulai menjalar ke payudaranya.

Kujilati putingnya yang sebelah kiri, sedangkan tangan kananku meremas payudaranya yang
sebelah kiri, sambil kadang kupelintir putingnya. “Okkhh..! Fandi sayang, terus Fand..!
Okhh..!” desahnya mulai tidak menentu. Puas dengan bukit kembarnya, badanku kugeser,
kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin turun ke bawah. Kujilati sekitar pangkal
pahanya, Melika mulai melenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus bukit kemaluannya,
lalu kumasukkan, mencari sesuatu yang mungkin kata orang itu adalah klitoris. 

Melika semakin melenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air. Kemudian aku
mulai menjilati bibir kemaluannya, kukuakkan sHadikit bibir kemaluannya, terlihat jelas
sekali apa yang namanya klitoris, dengan agak sHadikit menahan nafas, kusedot klitorisnya.

“Aakkhh.. Fand.., ” Melika menjerit agak keras, rupanya dia sudah orgasme, karena aku
merasakan cairan yang menyemprot hidungku, kaget juga aku. Mungkin ini pengalaman
pertamaku menjilati kemaluan wanita, karena sebelumnya aku tidak pernah. Aku masih saja
menjilati dan menyedot klitorisnya. “Fand..! Masukin Fand..! Masukin..!” pinta dia dengan
wajah memerah menahan nafsu. Aku yang dari tadi memang sudah menahan nafsu, lalu bangkit
dan mengarahkan senjataku ke mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir
kemaluannya.
“Udah dong Fand..! Cepet masukin..!” katanya manja. “Hmm.., rupanya ni cewek nggak sabaran
banget.” kataku dalam hati. Kemudian kutarik tubuhnya ke bawah, sehingga kakinya menjuntai
ke lantai, terlihat kemaluannya yang menyembul. Pahanya kulebarkan sHadikit, kemudian
kuarahkan kemaluanku ke arah liang senggama yang merah merekah.
BANDAR Q

Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku. “Bless..!” akhirnya kemaluanku terbenam di dalam
liang kemaluan Indri. “Aaakkhh Fand..!” desah Melika. Kaget juga dia karena sentakan
kemaluanku yang langsung menerobos kemaluan Melika. Aku mulai mengerakkan tubuhku, makin
lama makin cepat, kadang- kadang sambil meremas- remas kedua bukit kembarnya. Kemudian
kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya.

“Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..!” erang Melika sambil tangannya memegang kedua
pipiku. Aku masih saja menggejot tubuhku, tiba- tiba tubuh Melika mengejang,

“Aaakkhh…!” Ternyata Melika sudah mencapai puncaknya duluan. “Aku udah keluar duluan
Sayang..!” kata Melika. “Aku masih lama Mel.., ” kataku sambil masih menggenjot tubuhku.
Kemudian kuangkat tubuh Melika ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Melika
melingkar di pinggangku.

Aku menggenjot tubuhku, diikuti goyangan pantat Melika. “Aakkhh Mel.., punya Kamu enak
sekali.” kataku memuji, Melika hanya tersenyum saja. Aku juga heran, kenapa aku bisa lama
juga keluarnya. Tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat, kami masih mengayuh bersama
menuju puncak kenikmatan. Akhirnya aku tidak kuat juga menahan kenikmatan ini.Cerita Sex Terbaru

“Aahh Mel.., Aku hampir keluar.., ” kataku agak terbata-bata.
“Aku juga Fand..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..!” kata Melika sambil menggoyang
pantatnya yang bahenol itu.

Baca JUga Cerita Seks Tante Muontok

Goyangan pantat Melika semakin liar. Aku pun tidak kalah sama halnya dengan Melika,
frekuensi genjotanku makin kupercepat, sampai pada akhirnya,

“Aaakkhh…!” jerit Melika sambil menancapkan kukunya ke pundakku. BANDAR POKER
“Aakhh, Melika.., Aku sayang Kamuu..!” erangku sambil mendekap tubuh Melika. Kami terdiam
beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon.
“Kamu hebat sekali Fand..!” puji Melika.
“Kamu juga Mel..!” pujiku juga setelah agak lama kami berpelukan. Kemudian kami cepat-
cepat memakai pakain kami kembali karena takut adik tunangannya Melika keburu datang.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.


Jumat, 29 Juli 2016

Portal Berita Teraktual new - MENANTU BAHENOL



Setelah beberapa bulan Birma dan Lolita pindah rumah, kehidupanku semakin tak karuan.
Dengan usahaku yang semakin maju, kau semakin bebas mendatangkan wanita kerumahku untuk
menjadi pemuas nafsu birahku yang bisa dibilang tinggi. Hingga akhirnya aku merasa bosan
dengan rutinitasku sehari-hari, lalu aku memutuskan untuk pergi kerumah Birma dan menginap
disana. Dan setelah aku pikir matang-matang, akhirnya meluncurlah aku ke rumah Birma.
Setalah menempuh perjalan yang sangat lama, akhirnya aku sampai juga dirumah Birma. Saat
aku mengetuk pintu rumahnya, keluarlah menantuku yang sangat cantik sekali dengan pakaian
yang sangat seksi. Lolita hanya menggunakan celana yang senagt pendek sekali menyerupai
celana dalam dan dengan kemeja yang longgar dan kancing bajunya dilepaskan tiga biji dari
atas. Sungguh mempesona sekali menantuku ini. Hasartku pun sekejap langung muncul, namun
lamunanku buyar akibat Lolita menegurku.
“Pi kenapa lihat Lolita begitu amat pi?? Saya kira papi gak jadi satang kesini” ucap
Lolita membuyarkan lamunanku.
“Gak papa kok, Birma masih kerja??” tanyaku
“Iyha pi, mas Birma masih kerja. Masuk pi” ajak Lolita

Dan akhirnya aku pun masuk kedalam rumah. Suasana rumah saat itu sangat sepi sekali karena
Birma dan Lolita juga tidak mempunyai pembantu. Sambil terus mengobrol aku terus
memandangi setiap lekuk tubuh Lolita, sungguh indah sekali. Kancing baju yang membuka
membiarkanku bisa melihat payudara yang sangat putih sekali dan kelihatan sangat padat
meski payudaranya gak terlalu besar. Hingga akhirnya Lolita menyadari kalau aku terus
memperhatikan tubuhnya dan Lolitapun mengancingkan kancing bajunya dan berpamitan untuk
mandi. Lalau Lolita berjalan ke kamar atas. Dan aku pun erus memperhatikan goyangan pantat
menantuku yang semakin menggodaku.
Akhirnya Aku memutuskan untuk menaruh koper-kopernya. Dia berjalan ke atas, melewati kamar
tidur utama, terdengar suara orang yang sedang mandi. Aku menaruh koper-kopernya dan
pelan-pelan membuka pintu kamar tidur itu lalu menyelinap masuk. Ada sepasang celana jeans
berwarna biru di atas tempat tidur, dan sebuah atasan katun berwarna putih. Aku mengambil
atasan itu dan menemukan sebuah pakaian dalam wanita dibawahnya. Ini sudah cukup.
Diambilnya celana dalam itu, membuka resliting celananya, dan mulai menggosok kemaluannya
dengan itu. Jantungnya berdebar mengetahui menantu perempuannya sedang berada di kamar
mandi di sebelahnya selagi dia sedang memakai celana dalamnya untuk ‘format pelepasan’
dirinya. Dipercepatnya gerakannya sambil mencoba membayangkan seperti apa Lolita saat di
atas tempat tidur, dan bagaimana rasanya mendapatkan Lolita bergerak naik turun pada
penisnya.
Aku hampir dekat dengan klimaksnya ketika dia mendengar suara dari kamar mandi berhenti.
Dengan cepat Aku menaruh pakaian itu ke tempatnya semula dan keluar dari kamar itu. Dia
menutup pintunya, tapi masih membiarkannya sedikit terbuka. Baru saja dia keluar, Lolita
muncul dari kamar mandi dengan sebuah handuk yang membungkus tubuhnya. Aku bisa langsung
orgasme hanya dengan melihatnya dalam balutan handuk itu, lalu dia tahu dia akan
mendapatkan yang lebih baik lagi.Cerita Sex Terbaru
Lolita melepas handuknya, membiarkannya jatuh ke lantai, tidak mengetahui kalau mertuanya
yang terangsang sedang mengintip tiap geraknya. Dia mendekat ke pintu, saat dia pertama
kali melihatnya Aku memperoleh sebuah pemandangan yang sempurna dari pantat yang sangat
indah itu. Kemudian Lolita memutar tubuhnya yang semakin mempertunjukkan keindahannya.
Memeknya terlihat cantik sekali dihiasi sedikit rambut dan payudaranya kencang dan
sempurna, seperti yang dibayangkan Aku. Dia mulai mengeringkan rambutnya yang basah dengan
handuk, membuat payudaranya sedikit tergoncang dari sisi ke sisi. Aku menurunkan salah
satu kopernya dan menggunakan tangannya untuk mulai mengocok penisnya lagi. Lolita yang
selesai mengeringkan rambutnya, mengambil celana dalamnya dan membungkuk ke depan untuk
memakainya.
Saat melakukannya, Aku mendapatkan sebuah pemandangan yang jauh lebih baik dari pantatnya,
dan dia tidak lagi mampu mengendalikan dirinya, dia bisa langsung masuk ke dalam sana dan
menyetubuhinya dari belakang. Lubang anusnya yang berwarna merah muda terlihat sangat
mengundang ketika pikiran Aku membayangkan apa Lolita mengijinkan putranya memasukkan
penisnya ke dalam lubang itu. Ketika dia membungkuk untuk memakai jeansnya, gravitasi
mulai berpengaruh pada payudaranya. Penglihatan ini mengirim Aku ke garis akhir, saat dia
menembakkan spermanya ke seluruh celana dalamnya. Pelan-pelan Aku mengemasi baarang-
barangnya dan dengan cepat memasuki kamarnya sendiri untuk berganti pakaian. Sesudah makan
malam, mereka berdua pergi ke ruang keluarga untuk bersantai.
“Kenapa tidak kita buka sebotol wine. Aku menyimpannya untuk malam ini buat Birma tapi
karena sekarang dia tidak pulang sampai hari Senin, kita bisa membukanya”, kata Lolita
sambil berjalan ke lemari es.
“Ide yang bagus”, jawab Aku memperhatikan Lolita membungkuk ke depan untuk mengambil botol
wine. Ketika Lolita mengambil gelas di atas rak, atasan putihnya tersingkap ke atas,
memberi sebuah pandangan yang bagus dari tubuhnya. Atasannya menjadikan payudaranya
terlihat lebih besar dan jeansnya menjadi sangat ketat, memperlihatkan lekukan tubuhnya.
Aku tidak bisa menahannya lagi. Dia harus bisa mendapatkannya. Sebuah rencana mulai
tersusun dalam otak mesumnya.
Dua jam berbicara dan mulai mabuk saat alkohol mulai menunjukkan efeknya pada Lolita.
Dengan cepat topik pembicaraan mengarah pada pekerjaan dan bagaimana Lolita sedang
mengalami stress belakangan ini.

“Kenapa kamu tidak mendekat kemari dan aku akan memijatmu”, tawar Aku. Lolita dengan malas
berkata ya dan pelan-pelan mendekat pada Aku dan berbalik pada punggungnya lalu tangan Aku
mulai bekerja pada bahunya.
“Oohh, ini sudah terasa agak baikan”, dia merintih.
Aku tetap memijat bahunya ketika perasaan mendapatkan Lolita mulai mengaliri tubuhnya,
membuat penisnya mengeras. Mata Lolita kini terpejam saat dia benar-benar mulai menikmati
apa yang sedang dilakukan Aku pada bahunya. Pantatnya kini berada di atas penis Aku,
membuat Aku ereksi penuh.
“Oohh, aku tidak bisa percaya bagaimana leganya perasaan ini, papi sungguh baik”.
“Ini keahlianku”, jawab Aku saat dia pelan-pelan mulai menggosokkan penisnya ke pantat
Lolita.

Lolita menyadari apa yang sedang terjadi. Dia tidak menghiraukan apa yang Aku lakukan
dengan pijatannya yang mulai ‘salah’ itu. Dia sangat mencintai suaminya dan tidak pernah
akan mengkhianati dia. Dan bayangan tidur dengan mertuanya sangat menjijikkannya. Dia
meletakkan kedua tangannya pada kaki Aku saat mencoba untuk melepaskan dirinya dari penis
Aku. Tapi dengan gerakan malasnya, hanya menyebabkannya menggerakkan pantatnya naik turun
selagi dia menggunakan tangannya untuk menggosok paha Aku. Tahu-tahu dia merasa sangat
bergairah, dan dia ingin Birma ada di sini agar dia bisa segera bercinta dengannya. Aku
tahu dia telah mendapatkannya.

“Ini mulai terasa nggak nyaman untuk aku, kenapa kita tidak pergi saja ke atas”, ajak Aku
.
“Baiklah, aku belum merasa lega benar, tapi sebentar saja ya, sebab aku nggak mau membuat
papi lelah”.

Ketika mereka memasuki kamar tidur, Aku menyuruhnya untuk membuka atasannya agar dia bisa
menggosokkan lotion ke punggungnya. Dia setuju melepasnya dan dia memperlihatkan bra
putihnya yang menahan payudaranya yang sekal. Gairahnya terlihat dengan puting susunya
yang mengeras yang dengan jelas terlihat dari bahan bra itu. Apa yang Lolita kenakan
sekarang hanya bra dan jeans ketatnya, yang hampir tidak muat di pinggangnya. Lolita rebah
pada perutnya ketika Aku menempatkan dirinya di atas pantatnya.

“Begini jadi lebih mudah untukku”, kata Aku saat dia dengan cepat melepaskan kemejanya dan
mulai untuk menggosok pinggang dan punggung Lolita bagian bawah. Alkohol telah berefek
penuh pada Lolita ketika dia memejamkan matanya dan mulai jatuh tertidur.
Aku tidak bisa mempercayainya. Di sinilah dia, setelah 5 tahun tanpa seks, di atas tubuh
menantu perempuannya yang cantik dan masih muda dan yang dipikirnya dia adalah suaminya.
Pelan-pelan dilepasnya celananya sendiri, dan membalikkan tubuh Lolita. Aku pelan-pelan
mencium perutnya yang rata saat dia mulai melepaskan jeans Lolita dengan perlahan. Memek
Lolita kini mulai basah saat dia bermimpi Birma menciumi tubuhnya. Dengan hati-hati Aku
melepas jeansnya dan mulai menjalankan ciumannya ke atas pahanya. Ketika dia mencapai
celana dalam yang menutupi Memeknya, dia menghirup bau harumnya, dan kemudian sedikit
menarik ke samping kain celana dalam yang kecil itu dan mencium bibir Memek merah mudanya.
Memeknya lebih basah dari apa yang pernah Aku bayangkan. Lolita menggerakkan salah satu
tangannya untuk membelai payudaranya sendiri, sedang tangan yang lainnya membelai rambut

“Oohh Birma”, dia merintih ketika sekarang Aku menggunakan lidahnya untuk menyelidiki
Memeknya. Penisnya akan meledak saat dia mulai menjalankan ciumnya ke atas tubuhnya.
“Jangan berhenti”, bisik Lolita.

Dia sekarang menggerakkan penisnya naik turun di gundukannya, merangsangnya. Hanya celana
dalam putih kecil yang menghalanginya memasuki Memeknya. Aku lebih melebarkan paha Lolita,
dan kemudian mendorong celana dalam itu ke samping saat dia menempatkan ujung penisnya
pada pintu masuknya. Pelan-pelan, di dorongnya masuk sedikit demi sedikit ketika Lolita
kembali mengeluarkan sebuah rintihan lembut. Sudah sekian lama dia menantikan sebuah
persetubuhan yang panas, dan sekarang dia sedang dalam perjalanan ‘memasuki’ menantu
perempuannya yang cantik.

Dia menciumi lehernya saat menusukkan penisnya keluar masuk. Dia mulai meningkatkan
kecepatannya, saat dia melepaskan branya. Aku mencengkeram kedua payudara itu dan
menghisap puting susunya seperti bayi. Perasaan ini tiba-tiba membawa Lolita kembali pada
kenyataan saat dia membuka matanya. Dia tidak bisa percaya apa yang dia lihat. Mertuanya
sedang berada di atas tubuhnya, mendorong keluar masuk ke Memeknya dengan gerakan yang
mantap, dan yang paling buruk dari semua itu, dia membiarkannya terjadi begitu saja.

Aku melihat matanya terbuka, maka dia memegang kaki Lolita dan meletakkannya di atas
bahunya dengan jari kakinya yang menunjuk lurus ke atas. Kini dia menyetubuhinya untuk
segala miliknya yang berharga.

“Oh tidak… hentikan… oh… Tuhan… kita nggak boleh… tolong.. ooohhh”, Lolita berteriak.
Payudaranya terguncang seperti sebuah gempa bumi ketika Aku menyetubuhinya layakanya
seekor binatang.
“Hentikan pi… ini nggak benar… oohh Tuhan”, Lolita berteriak dengan pasrah. Aku melambat,
dia menunduk untuk mencium bibir Lolita. Lutut Lolita kini berada di sebelah kepalanya
sendiri saat dia menemukan dirinya malah membalas ciuman Aku. Sesuatu telah mengambil
alihnya. Lidah mereka kini mengembara di dalam mulut masing-masing ketika mereka saling
memeluk dengan erat. Aku menambah lagi kecepatannya dan keluar masuk lebih cepat dari
sebelumnya, Lolita semakin menekan punggungnya. Aku berguling dan Lolita kini berada di
atas, ‘menunggangi’ penis Aku .

“Oh Tuhan, papi merobekku”, kata Lolita ketika dia meningkat gerakannya.
“Kamu sangat rapat, aku bertaruh Birma pasti kesulitan mengerjai kamu”, jawabnya.
Ini adalah Memek yang paling rapat yang pernah Aku ‘kerjai’ setelah dia mengambil
keperawanan isterinya. Dia meraih ke atas dan memegang payudaranya, meremasnya bersamaan
lalu menghisap puting susunya lagi.
“Tolong jangan keluar di dalam… oohh… papi nggak boleh keluar di dalam”.

Lolita kini menghempaskan Aku jadi gila. Mereka terus seperti ini sampai Aku merasa dia
akan orgasme. Dia mulai menggosok beberapa cairan di lubang pantat Lolita. Dia kemudian
menyuruh Lolita untuk berdiri pada lututnya saat dia bergerak ke belakangnya, dengan
penisnya mengarah pada lubang pantatnya.

“Nggak, punya papi terlalu besar, aku belum pernah melakukan ini, Tolong pi jangan”,
Lolita menghiba berusaha untuk lolos.

Tetapi itu tidak cukup untuk Aku. Sambil memegangi pinggulnya, dengan satu dorongan besar
dia melesakkan semuanya ke dalam pantat Lolita.

“Oohh Tuhan”, Lolita menjerit, dia mencengkeram ujung tempat tidur dengan kedua tangannya.
Aku mencabut pelan-pelan dan kemudian mendorong lagi dengan cepat. Payudaranya tergantung
bebas, tergguncang ketika Aku mengayun dengan irama mantap.

“Oohh papi bangsat”.
“Aku tahu kamu suka ini”, jawab Aku, dia mempercepat gerakannya.

“Lebih keras”, Lolita berteriak, Aku memegang payudaranya dan mulai menyetubuhinya sekeras
yang dia mampu. Ditariknya bahu Lolita ke atas mendekat dengannya dan menghisapi lehernya.
“Aku akan keluar”, teriak Aku.
“Tunggu aku “, jawabnya.

Aku menggunakan salah satu tangannya untuk menggosok Memeknya, dan kemudian dia memasukkan
dua jari dan mulai mengerjai Memeknya. Lolita menjerit dengan perasaan nikmat sekarang
saat dalam waktu yang bersamaan telepon berbunyi. Lolita menjatuhkan kepalanya ke bantal
ketika Aku mengangkat telepon, dengan satu tangan masih menggosok Memeknya.

“Halo… Birma… ya dia menyambutku dengan sangat baik… ya aku akan memanggilnya, tunggu”,
katanya saat dia menutup gagang telpon supaya Birma tidak bisa dengar suara jeritan
orgasme istrinya.

Dia bisa merasakan jarinya dilumuri cairan Lolita. Dengan satu dorongan terakhir dia mulai
menembakkan benihnya di dalam pantat Lolita. Semprotan demi semprotan menembak di dalam
pantat rapat Lolita. Mereka berdua roboh ke tempat tidur, Aku di atas punggung Lolita.
Penisnya masih di dalam, satu tangan masih menggosok pelan Memek Lolita yang terasa sakit,
tangan yang lain meremas ringan payudaranya.

Baca JUga Cerita Seks Tante Muontok
“Halo Birma”, kata Lolita mengangkat telepon. “Tidak, kita belum banyak melakukan
kegiatan… jangan cemaskan kami, hanya tolong usahakan pulang cepat… aku mencintaimu”.

Dia menutup dan menjatuhkan telepon itu. Mereka berbaring di sana selama lima menitan, Aku
masih di atas, nafas keduanya berangsur reda. Aku mencabut jarinya yang berlumuran sperma
dan menaruhnya ke mulut Lolita. Dia menghisapnya hingga kering, dan kemudian bangun.

“Aku pikir lebih baik papi keluar”, dia berkata dengan mata yang berkaca-kaca. Dia
berjalan sempoyongan ke arah kamar mandi itu. Rambutnya berantakan. Aku bisa lihat